Jumat, 25 Januari 2013

Vincentius Djajadiningrat: Mengukir Prestasi Di Usia Muda

Sang Pemenang bisa siapa saja. Bahkan, seorang anak usia lima belas tahun pun bisa menjadi Sang Pemenang. Adalah Vincentius Djajadiningrat, yang biasa disapa dengan nama Vincent, yang telah membuktikannya. Vincent lahir di Jakarta, 2 Agustus 1997. Ia merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Steven Djajadiningrat dan Sany, yang sama-sama berkarya sebagai kepala cabang bank swasta terbesar di Indonesia.

Saat ini, Vincent adalah siswa kelas 1 SMA di Central School. Hobbynya yang telah mendulang prestasi luar biasa agak tidak umum, yaitu menembak. Keterlibatan Vincent dengan olahraga tersebut dimulai sejak dia berusia delapan tahun. Kenapa dia bisa menyukai olahraga menembak? Mungkin Anda pernah mendengar pepatah yang mengatakan “Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.” Itulah yang terjadi pada Vincent. Ayahnya ternyata juga mempunyai kegemaran pada olah raga menembak. Steven juga berkali-kali menjadi juara pada berbagai event. Maka tidak heran jika Vincent kecil mulai belajar dari ayahnya.

Awalnya, saat berusia delapan tahun Vincent suka mengikuti ayahnya berburu dan mengenal senapan kaliber 243. Antusiasme Vincent kepada olahraga menembak mulai muncul. Sebagai seorang siswa tentu kewajiban belajar harus menjadi prioritas. Maka di hari Senin sampai Jumat Vincent giat belajar, dan hanya di hari Sabtu ia berlatih menembak di Senayan, Jakarta. Vincent bergabung dalam klub Kresna Shooting Club. Vincent sangat antusias menekuni hobbynya itu. Namun, prinsipnya kegiatan menembak tidak boleh mengganggu sekolahnya.

Vincent sering mengikuti berbagai perlombaan yang biasanya dilakukan pada week end. Berbagai penghargaan dan kemenangan telah diraihnya. Dari serangkaian kemenangannya ada satu event yang paling berkesan bagi Vincent, yaitu saat dia mengikuti “12th Demetrio Bolo Tuason Cup”, yang berlangsung pada 12-15 Juli 2012 di Filipina.

Di kejuaraan tersebut, Vincent mengikuti kelas umum yang diikuti 186 petembak dari Filipina, Hongkong, dan Indonesia. Pertandingan tersebut menggabungkan petembak senior dan junior. Untuk keseluruhan, Vincent meraih posisi ke-15. Namun, untuk kelas junior Vincent meraih peringkat ke-3. Sebuah prestasi yang luar biasa.
Saat bertanding, Vincent awalnya sempat merasa grogi karena bertanding melawan petembak senior. Untuk mengatasi rasa groginya dia minum banyak air putih, dan berusaha tetap enjoy. Vincent berusaha menanamkan pada dirinya bahwa dia mempunyai kemampuan karena sudah mempersiapkan diri dengan baik.

Walau sudah menjadi juara di berbagai event, Vincent belum berpikir untuk serius menjadi atlit karena saat ini dia harus lebih fokus pada sekolahnya. Dia juga menganggap olahraga menembak hanya hobby yang membawa banyak dampak positif, antara lain lebih bisa berkonsentrasi, lebih bisa menahan emosi dan lebih membuat dewasa dalam bertindak.

Serangkaian prestasi yang telah diraih Vincent selama tahun 2011-2012 adalah;
Tahun 2012
-          Juara 3 All, Danjen Kopassus Cup
-          Juara 1 Grade B, Danjen Kopassus Cup
-          Juara 2 All, East Java Championship
-          Juara 1 Grade A, East Java Championship

Tahun 2011
-          Juara 2 Un-grade, Kresna Anniversary XIII
-          Juara 1 Grade C Jakarta Anniversary
-          Juara 1 Grade B Kapolri Cup
-          Juara 1 Grade B Dankorpaskhas Cup VIII
-          Juara 2 All Dankorphaskhas Cup VIII
-          Juara 2 Singapore Open
-          Juara 1 All, Gubernur Cup 1 di Batam

Memang olahraga menembak saat ini belum terlalu banyak didukung pemerintah, terbukti dari minimnya sarana dan prasarana olahraga tersebut serta masih mahalnya peralatannya. Bahkan, untuk berbagai kejuaraan yang diikuti Vincent terpaksa dibiayai oleh orangtuanya, termasuk biaya keberangkatan ke Filipina. Hadiah kemenangan yang didapat sangat tidak sesuai dengan biaya dan pengorbanan yang dilakukan. Namun, bagi Vincent, anak berusia lima belas tahun, kesuksesan tidak selalu harus diukur dengan materi semata. Bagi Vincent, nama baik, kejujuran, dan sportifitas berada di atas segalanya. Vincent adalah Sang Pemenang.

Salam Pemenang!

Catatan:
  • Kisah di atas adalah hasil editing saya atas hasil wawancara sahabat saya, Timoteus Talip, terhadap Vincentius Djajadiningrat. Kisah ini merupakan salah satu kisah dalam buku yang kami tulis bertiga bersama seorang sahabat, Helena Abidin, yang berjudul “ANGEL & DEMON: 30 Kisah Sang Pemenang”, yang akan beredar akhir Pebruari 2013.
  • Terima kasih Anda sudah menyempatkan waktu membaca artikel ini. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat silahkan berbagi dengan keluarga dan teman Anda, atau berikan komentar pada kotak yang telah disediakan.
  • Bila Anda ingin secara otomatis mendapat artikel-artikel terbaru dari blog ini di email Anda, silahkan klik “Join this site” pada bagian kanan atas tampilan blog.

1 komentar: