Jumat, 11 Januari 2013

Ika Keke: Bekerja dengan Hati dan Passion



Ika Keke
Dari lantai tiga sebuah ruko di kawasan Meruya Ilir, seorang wanita enerjik yang banyak pengalamannya di bidang bisnis direct sales kartu kredit berbagi sepenggal kisah perjalanan hidupnya. Nama lengkapnya adalah Gabriella Kevinka Ika Keke, namun ia biasa dipanggil Keke.
Keke terlahir di sebuah keluarga bahagia, anak pertama dari dua bersaudara itu lahir di Jakarta, 31 Oktober 1977. Almarhum ayahnya, Popoh Esa Surya Djataka (Ong Hay Djin), bekerja di perusahaan Oil Company PT Dual, yang berpusat di Amerika. Ibunya, Asih Setyawati, adalah murni ibu rumah tangga yang dengan setia mengajarkan, membimbing, menjaga dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan suaminya tercinta.
Saya terlahir dari dua insan dengan karakter yang berbeda, tutur Keke. “Papa seorang Tionghoa dan mama asli orang pribumi, lanjut Keke. Papa mengajarkan anak-anaknya walaupun perempuan harus bisa dan mampu seperti anak laki-laki. Sedangkan mama mengajarkan prinsip hidup bahwa seorang wanita harus tegar, sopan bertutur kata, bertingkah laku baik serta harus dapat menjadi arti untuk orang-orang yang ada disekeliling saya, terutama untuk keluarga”, ungkapnya.
Dari papa, saya belajar bagaimana menghadapi kehidupan dengan prinsip yang dia tanamkan kepada saya. Hidup adalah tantangan dan jawaban. Ditantang baik jawabnya baik. Ditantang jelek jawabnya jelek. Itulah prinsip dari papa”, ujarnya. “Sedangkan mama mengajarkan saya bahwa sabar adalah jawaban dari setiap permasalahan yang terjadi, karena apa yang kita tabur itulah yang kita tuai”, kata Keke menjelaskan prinsip hidup yang didapat dari ayah dan ibunya. “Kesuksesan dan kebahagiaan tercipta karena kedekatan kita dengan Yang Maha Kuasa”, lanjut Keke yang sangat ingat atas filosofi hidup yang dia dapatkan dari kedua orangtuanya.
Keke selalu mendapatkan yang terbaik dari kedua orangtuanya, terutama dari ayahnya. Keke memiliki kenangan yang seluruhnya indah bersama kedua orangtuanya.
Papa bekerja di perusahaan asing, dan sering ditugaskan keluar negeri. Saya sering merasa marah kalau pagi-pagi harus mengantar papa ke Bandara, akunya. Keke marah karena akan ditinggal pergi ayahnya. Kenangan yang tergores yang masih saya ingat, saat saya menangis papa hanya menghibur dengan mengatakan ‘Karena papa ingin kamu besar nanti bisa keliling dunia, dan salah satu yang bisa mewujudkan impian itu harus naik pesawat’. Saat papa berbicara, mata papa berkaca-kaca. Sejak saat itu saya tidak pernah marah apabila mengantar papa ke Bandara, akunya. Setiap papa pergi ke negara manapun beliau selalu mengirimkan post card yang bergambar negara atau kota yang disinggahinya berisi kata-kata untuk istri dan anak-anaknya, lanjut Keke.
 Satu hal yang selalu papa ingat dari saya adalah bahwa saya tidak suka masak, mencuci dan pekerjaan yang sifatnya rutinitas. Papa mengatakan bahwa saya harus lebih pintar dari wanita-wanita lain karena harus membayar orang untuk mengerjakan sesuatu yang saya tidak suka, kenang Keke. Tetapi mama selalu sabar mendampingi saya untuk bisa mengerjakan pekerjaan tersebut selama tinggal di asrama, sambung Keke.
Ada satu moment dimana saya kecewa karena saya meminta barang yang saya inginkan tetapi mama hanya membelikan barang yang saya butuhkan. Tidak semua barang yang saya inginkan dibelikan oleh mama. Saya pulang dengan keadaan marah. Lalu papa mengajak saya kembali ke toko tersebut untuk membeli barang yang saya mau, tetapi saya tidak menginginkannya lagi. Papa berbicara kepada saya, beliau mengatakan bahwa semua laki-laki yang ada di dunia ini ingin menyenangkan orang yang dia sayangi. Saat itu saya menangis. Kemudian papa mengatakan bahwa ‘Mama mungkin benar kamu tidak perlu membeli barang yang kamu inginkan, cukup membeli barang yang kamu butuhkan’. Begitu banyak laki-laki yang dipenjara karena ketidakmampuan dia untuk menyenangkan orang yang dia sayangi dengan menghalalkan segala cara, jelas Keke panjang lebar.
Papa hanya ingin saya memiliki skill yang bisa memback up kehidupan saya. Papa berpesan bahwa perbedaan itu ada setelah kita jalani. Kalau saya tidak bisa mempertahankan rumah tangga saya beliau hanya ingin saya bisa menghadapi semuanya dengan kemampuan saya tanpa membebani orang lain. Itu yang membuat saya kuat untuk menghadapi tantangan kehidupan seberat apapun yang ada dihadapan saya, ungkap Keke.
“Mama adalah sosok wanita yang paling luar biasa kesabarannya. Itu merupakan anugerah terindah untuk saya agar bisa menjadi wanita yang selalu semangat dalam keadaan apapun. Mama selalu mengingatkan saya bahwa saya tidak pernah sendiri karena ada Allah Bapa yang selalu setia menjaga, membimbing dan menuntun saya untuk selalu berdiri tegak menjalani kehidupan, ujarnya.
Kehidupan bahagia yang dinikmati Keke pada masa kecilnya, prinsip hidup, filosofi, dan didikan kedua orantuanya membentuk Keke menjadi wanita yang tangguh dalam menghadapi kehidupan. Ayahnya telah menanamkan sifat alertness ke dalam diri Keke. Sifat yang sangat membantu Keke dalam menjalani kehidupannya kelak.   
Setelah lulus dari Akademi Sekretaris LPK Tarakanita, Keke bekerja sebagai sekretaris di Graha Irama hanya untuk tiga bulan saja. Ternyata, passion-nya bukan sebagai sekretaris. Dia pindah kerja sebagai supervisor di sebuah bank international.Usia Keke saat itu 24 tahun, dan menjabat sebagai CCAM (Corporate Channel Area Manager). "Di sana saya belajar banyak tentang dunia perbankan dan bisnis kartu kredit di Indonesia", akunya.
Ketika bekerja di Citi Bank saya memenangkan reward yang membuat saya dapat mengunjungi beberapa negara, salah satunya Champion Forum di kota Sydney, Australia pada tahun 2004, dimana semua The Best Asia Pasific berkumpul untuk diberikan tropi penghargaan, ujar Keke. Kami menginap di Four Season Sydney, dimana setiap orang diberikan kamar masing-masing dan diberikan banyak hadiah. Kami juga sempat melihat Live Concert Kyle Minough, dan dijemput dengan mobil limosin serta dinner di Opera House, lanjutnya menceritakan momen itu. Peristiwa itu yang menginspirasi saya bahwa dimana pun saya bekerja saya harus menjadi yang terbaik dan bisa membuat orang-orang yang di sekeliling saya terinspirasi untuk berprestasi, lanjutnya.
Kita tidak bisa mengulang masa lalu. Kalau kita tidak menjadi sukses saat ini maka umur terus bertambah dan kehidupan terus berjalan. Umur tidak menunggu kita tetapi menggilas kita apabila kita tidak punya value di dalam menjalani hidup ini, kata Keke.
Selepas dari Citi Bank, Keke pindah ke Bank Danamon sebagai Relationship Manager untuk penjualan bundling produk mortgage. Di sana Keke hanya bertahan satu tahun. “Saya diminta oleh mantan boss saya untuk set up tim kartu kredit Bank BCA, jelasnya. Di sana saya memulai karir saya sebagai Business Manager untuk penjualan kartu kredit. Diawali dari lima orang supervisor dan 60 orang tenaga sales pada bulan November 2005. Lima tahun saya di BCA, besar bersama BCA yang mengajarkan saya banyak hal terutama mengenai hebatnya BCA tumbuh menjadi bank swasta terbesar di Indonesia melalui program-program yang luar biasa dan orang-orang hebat di dalamnya, tutur Keke. Setelah lima tahun saya keluar dari BCA. BCA telah membuat saya survive dan berani melangkah ke beberapa bank yang sesuai dengan talenta yang saya miliki dan mimpi saya, lanjut Keke.
Keke sudah mewarisi sifat alertness dari ayahnya. Dia mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar siap dan sigap menangkap kesempatan yang ada. Satu hal yang saya ingin sampaikan kepada teman-teman, hobi saya adalah berkhayal. Khayalan yang saya buat selalu saya tulis pada saat malam tahun baru di belakang foto saya. Dan saya selalu membuat strategi untuk mewujudkan khayalan tersebut dari tahun ke tahun sampai saat ini, ujarnya memberitahukan kebiasaannya.
Pada tanggal 2 Juni 2010, ada dua orang besar yang menawarkan kesempatan saya  menjadi Direktur Utama. Ternyata apa yang menjadi impian saya terwujud di umur 33 tahun. Saya menjadi seorang direktur yang membawahi karyawan agency sebanyak 1.300 orang. Kesempatan yang saya dapatkan dan kehidupan yang saya miliki tidak lepas dari orang-orang yang selalu men-support, membimbing dan mengajarkan saya tentang kehidupan, tutur Keke.
Setelah dua tahun saya meninggalkan BCA, saya kembali bekerja di BCA, bukan untuk flashback tetapi untuk me-rewind kesuksesan melalui strategi pekerjaan, situasi dan kondisi yang berbeda, jelas Keke.
Keke pun sadar bahwa setiap orang pasti akan mengalami saat dimana ada orang yang tidak suka dengan kesuksesan yang kita miliki. Keke pun pernah mengalaminya. Itu lah situasi tersulit yang pernah dia alami. Namun, dia berjuang melawan situasi dan kondisi yang tidak bisa dikontrolnya. Dalam situasi sulit itu, Keke mendapat kekuatan dari seseorang yang mengatakan bahwa rejeki itu tidak bisa direbut. Rejeki itu tidak salah kantong. Seandainya direbut atau salah kantong maka tidak akan bertahan lama karena orang hanya bisa mengambil buah dari pohon yang kita tanam, bukan pohonnya. “Kata-kata itu yang membuat saya mampu mengatasi masalah yang saya hadapi, ungkap Keke.
Situasi yang membanggakan dalam hidup saya adalah saat bisa mewujudkan apa yang menjadi harapan dan mimpi orang-orang yang bekerja bergandengan tangan dengan saya. Berjuang bersama untuk mewujudkan impian dan harapan, katanya. Contohnya, saya dapat merasakan kebahagiaan saat saya melihat karyawan yang berprestasi dan bisa mewujudkan impiannya, sekali pun dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, dari latar belakang pendidikan yang tidak tinggi dan orang yang secara fisik bukan orang yang sempurna tetapi bisa membahagiakan keluarganya, lanjutnya memberi contoh.
    Pekerjaan Keke berhubungan dengan me-manage people, maka dia selalu memberikan motivasi kepada tim agar bisa mendobrak batas kemampuan mereka untuk memberikan yang terbaik. Pengalaman yang sangat menyenangkan saat saya bisa mewujudkan impian mereka. Naik pesawat terbang, jalan-jalan keluar negeri, dan melihat mereka tersenyum saat berbicara dengan saya, Bu, akhirnya saya bisa juga naik pesawat’. Saat mendengar itu hati saya sangat bahagia, paparnya.
Dalam perjalanan pasti ada suka dan duka yang saya alami dalam menjalani karir kurang lebih selama 10 tahun. Suka pada saat saya membuat orang-orang berjalan bergandengan tangan dengan saya sukses dan bisa menjadi kebanggaan, terutama untuk keluarga dan orang-orang di sekeliling mereka, akunya. Duka ketika tidak bisa membuat orang lain sukses karena kesuksesan orang bukan di tangan kita. Kemauan dan semangat orang tersebut lah faktor kuncinya. Melihat orang yang kehidupannya menurun itu adalah duka terdalam yang saya alami, sambung Keke.
Kesuksesan yang saya capai tidak lepas dari papa yang selalu mengajarkan saya dalam kondisi apapun saya harus berjuang karena ada harga yang harus di bayar untuk setiap kesuksesan. Dan kesuksesan seseorang tidak lepas dari orang di sekelilingnya. Jadi, dengan kata lain jika kita kumpul dengan pecundang maka akan jadi pecundang. Tetapi, jika kita kumpul dengan orang sukses maka kita akan sukses juga”, tutur Keke.
Dan Keke tidak pernah berhenti untuk terus mempersiapkan dirinya dan memperkaya wawasannya, termasuk kebiasaan membaca buku. Buku adalah jendela dunia yang mengajarkan saya banyak hal hanya dengan membaca, ujarnya. Keke senantiasa be alert. Keke adalah Sang Pemenang yang selalu mempersiapkan kesuksesannya. Begitu juga bagian kesuksesan saya di umur yang ke 35 pada 31 Oktober 2012. Akhirnya saya bisa menyelesaikan pengalaman saya dalam buku ini untuk menjadi kenangan terindah bagi anak cucu saya di masa depan. Bahwa perjuangan dan kesuksesan memerlukan proses dan ada harga yang harus di bayar dengan tetesan air mata, kerja keras, doa dan keyakinan bahwa pasti apa yang Tuhan berikan kepada umatnya akan indah pada waktunya, seperti matahari yang selalu bersinar di pagi hari, ujarnya sambil tersenyum.
Di akhir perbincangan Keke berpesan untuk para pembaca bahwa orang tua adalah kunci dunia untuk anak-anaknya, selagi kita masih panjang umur terus berusaha memberikan yang terbaik karena waktu tidak bisa diputar kembali. Buat cerita terindah untuk hidup Anda, karena hidup ini terlalu singkat kalau hanya berbuat biasa-biasa saja.
Keke adalah Sang Pemenang.

Catatan:

  • Kisah di atas adalah hasil editing saya atas hasil wawancara sahabat saya, Timoteus ‘Silent Motivator’ Talip, terhadap Gabriella Kevinka Ika Keke. Kami bersama dengan seorang sahabat lainnya, Helena Abidin, sedang menyelesaikan penulisan sebuah buku yang berjudul “ANGEL & DEMON: 30 Kisah Sang Pemenang”, dan kisah di atas adalah salah satunya.

  • Terima kasih Anda sudah menyempatkan waktu membaca artikel ini. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat silahkan berbagi dengan keluarga dan teman Anda, atau berikan komentar pada kotak yang telah disediakan.

  • Bila Anda ingin secara otomatis mendapat artikel-artikel terbaru dari blog ini di email Anda, silahkan klik “Join this site” pada bagian kanan atas tampilan blog.

1 komentar: